Panduan Lengkap: Cara Menghitung Biaya dan Harga Ekspor dengan Tepat

Bersama ini kami sampaikan informasi tentang Panduan Lengkap: Cara Menghitung Biaya dan Harga Ekspor dengan Tepat, Sebagai berikut:

Yuk Kita Coba Simulasi Perhitungan Biaya Ekspor Sampai Menentukan Harga

Contoh kasus: CV Semesta Nusantara (nama samaran) adalah eksportir keripik tempe berlokasi di Jakarta yang mendapatkan kontrak penjualan dengan importir di Jeddah (Saudi Arabia) sejumlah 200 karton (1 karton = 5 kg). Sehingga, total berat barang ekspor adalah 1,000 kg.

Data biaya dan asumsi yang dibutuhkan:

  • Membeli keripik tempe dari produsen di Bogor dengan harga Rp 10,000/kg dengan pengiriman gratis dari supplier.
  • Mengemas dengan plastik PE dan karton box dengan harga Rp 5,500/pcs. Isi per pcs kemasan adalah 5 kg keripik tempe.
  • Menggunakan jasa forwarder dengan harga all-in (termasuk trucking dari gudang ke pelabuhan, THC, PEB, B/L, dan kepabeanan) sebesar Rp 2,000,000.
  • Dibutuhkan dokumen ekspor SKA atau COO dengan biaya pengurusan Rp 200,000.
  • Pembayaran menggunakan T/T, dengan biaya bank sebesar USD 40.
  • Menggunakan pengiriman Sea-Cargo LCL. Biaya pengiriman yang dikenakan dari Jakarta ke Jeddah adalah sebesar USD 30 per 1 CBM (cubic meter). Asumsi 1 kg produk ekuivalen dengan 0.0072 CBM.
  • Premi asuransi senilai 0.1% dari harga CFR.
  • Tidak ada Bea Keluar untuk produk ini.
  • Nilai tukar yang dipakai adalah kurs beli USD 1 = Rp 14,000 dan kurs jual USD 1 = Rp 14,300

Hitunglah harga yang harus ditawarkan per kg untuk masing-masing incoterm EXW, FOB, CFR, dan CIF. Target keuntungan kotor yang ditargetkan adalah Rp 1,000/kg.

Komponen Nominal* Keterangan
Harga Pokok Produksi Rp 10,000/kg
Biaya Pengemasan Produk Rp 1,100/kg Rp 5,500 : 5 kg
Biaya Pembayaran Bank dengan T/T Rp 572/kg (USD 40 : 1,000 kg) x Kurs Beli Rp 14,300
Harga Pokok Penjualan EXW Rp 11, 672/kg HPP + Pengemasan + Biaya Pembayaran bank
Keuntungan kotor yang ditargetkan Rp 1,000/kg
Harga Penawaran EXW Rp 12,672/kg = USD 0.905/kg Kurs jual Rp 14,000
Biaya Transportasi dari Gudang ke Pelabuhan Dalam kasus ini, biaya ini sudah termasuk kedalam biaya jasa forwarder
Biaya Jasa Forwarder Rp 2,000/kg Rp 2,000,000 : 1,000 kg
Biaya Dokumen Ekspor SKA atau COO Rp 200/kg Rp 200,000 : 1,000 kg
Biaya THC Dalam kasus ini, biaya ini sudah termasuk kedalam biaya jasa forwarder
Bea Keluar 0%
Biaya Komisi Agen Penjualan Tidak ada agen terlibat disini
Harga Penawaran FOB Rp 14,872/kg atau

USD 1.062/kg

Kurs jual Rp 14,000
Biaya Pengiriman Sea-Cargo LCL USD 0.216/kg 0.0072 CBM x USD 30/CBM
Harga Penawaran CFR USD 1.278/kg
Biaya Asuransi USD 0.001278/kg 0.1% x USD 1.278/kg
Harga Penawaran CIF USD 1.279/kg

*Penggunaan koma dan titik pada nominal harga harus ditulis dengan standar internasional

Dari hitungan di atas, total nilai invoice untuk penjualan ekspor 200 karton (1,000 kg) adalah:

  • EXW Jakarta USD 905
  • FOB Jakarta USD 1,062
  • CFR Jeddah USD 1,278
  • CIF Jeddah uSD 1,280

Bagaimana Mempertimbangkan Penetapan Harga?

Nah, kita semua sudah paham dengan perhitungan biaya dan harga ekspor. Harga yang ditawarkan ke pembeli/importir ditentukan setelah menghitung semua biaya dan menargetkan keuntungan.Namun, pasti juga banyak yang bingung bagaimana menargetkan besarnya keuntungan tersebut dalam penawaran harga. Ada beberapa aspek penting yang harus dianalisa dan dipertimbangkan diantaranya berikut ini.

1. Nilai Keunggulan (value proposition)

Ini merupakan aspek terpenting dalam melakukan ekspor, termasuk dalam menentukan harga. Semakin tinggi nilai keunggulan produk ekspor kita, maka bisa semakin tinggi harga jual produk yang kita tawarkan ke importir.Persaingan ketat dalam bisnis ekspor mengharuskan produk kita memiliki keunggulan dan keunikan daripada pesaing (competitor) sehingga dapat mempengaruhi pembeli/importir. Baca lagi mengenai nilai keunggulan produk ekspor

2. Segmen pasar

Setelah keunggulan produk, aspek terpenting setelahnya adalah segmen pasar. Sahabat UKM harus kenali segmen pasar yang tepat untuk produk ekspor. Dengan mengetahui karakteristik segmen importir dan konsumen akhir produk ekspor kita, penentuan harga menjadi semakin tepat bagi mereka.Khususnya dalam hal ini yang perlu dilihat adalah pendapatan. Hal penting disini untuk dilakukan adalah menargetkan segmen pasar se-spesifik mungkin. Ini bisa membuat konsumen tidak sensitif terhadap harga yang kita tawarkan, sehingga bisa lebih bebas dalam penetapan harga jual.

3. Tren Pasar

Tren pasar berpengaruh pada besarnya demand untuk produk yang kita tawarkan. Jika tren sedang tinggi, kita akan dapat menawarkan harga jual lebih tinggi. Oleh karena itu, pilihlah negara tujuan ekspor yang memiliki tren pasar tinggi terhadap karakteristik produk kita. Atau, kita juga bisa memodifikasi produk ekspor kita untuk dapat sesuai dengan pasar di negara tujuan.

4. Harga di pasaran

Riset harga pasar adalah hal yang perlu untuk dilakukan secara rutin dalam bisnis ekspor.. Sahabat UKM harus melihat secara jeli harga yang ditawarkan oleh pesaing (competitor) untuk produk serupa yang kita ekspor. Ada beberapa hal yang bisa kita lakukan dengan melihat harga pesaing:

  • Penetapan harga di atas pesaing: Dapat dilakukan jika kita sudah yakin dengan keunggulan produk kita. Serta lihat juga apakah demand produk lebih besar daripada supply produk di negara tujuan. Kondisi ekonominya juga sebaiknya sedang tumbuh.
  • Penetapan harga mengikuti pesaing: Dapat dilakukan jika keunggulan produk kita dirasa sama dengan produk pesaing. Lihat juga apakah demand dan supply produk seimbang.
  • Penetapan harga dibawah pesaing: Dapat dilakukan jika keunggulan produk kita tidak mampu mengalahkan produk pesaing. Apalagi jika demand produk lebih kecil daripada supply produk.

5. Kuantitas produk

Makin besar pembelian importir, pasti mereka akan meminta harga yang lebih murah. Itu wajar terjadi dalam setiap bisnis, bukan hanya pada barang ekspor. Sahabat UKM musti melihat kapasitas produk yang bisa dialokasikan untuk ekspor. Jika kuantitas produk kita tidak dapat berskala besar, janganlah bermain di harga murah.Maka dari itu janganlah bersaing dengan produk pesaing yang murah dengan kuantitas produksi besar. Sebagai UKM dengan terbatasnya kapasitas produk, targetkanlah importir kecil atau langsung ke retailer, untuk bisa menawarkan harga lebih tinggi dengan keunggulan produk yang dimiliki.

6. Tingkat risiko

Semakin besar risiko yang dimiliki importir pada kesepakatan transaksi ekspor, khususnya pada pengiriman dan pembayaran, maka biasanya harga diharapkan semakin murah. Inilah mengapa pada incoterm EXW dan FOB, importir lebih menekan harga jual.Contoh lainnya, jika metode pembayaran menggunakan L/C, maka eksportir diharapkan menurunkan harga. Ini disebabkan risiko pembayaran dengan L/C adalah yang paling aman untuk eksportir.Nah itulah yang bisa kita bahas disini mengenai perhitungan biaya dan penetapan harga produk ekspor. Intinya, jangan sampai keuntungan yang didapatkan dari penjualan ekspor malah lebih kecil daripada menjual di pasar domestik. Apalagi jika malah rugi. Untuk itulah, penting untuk kita hitung secara rinci biaya-biaya dalam ekspor. Lalu, pertimbangkan berbagai aspek dalam menentukan harga.

Demikian kami sampaikan informasi tentang Panduan Lengkap: Cara Menghitung Biaya dan Harga Ekspor dengan Tepat, semoga bermanfaat