Wajib Mengetahui Biaya Tarif Mobilitas Menggunakan Transjakarta

Bersama ini kami sampaikan informasi tentang Wajib Mengetahui Biaya Tarif Mobilitas Menggunakan Transjakarta, Sebagai berikut:

Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta menyatakan ada usulan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) untuk menaikan tarif transportasi Transjakarta yang belum ada perubahan harga dari 2007.  Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan rencana kenaikan tarif Transjakarta baru tahap survei saja karena pihaknya menerima surat dari DTKJ terkait penyesuaian tarif untuk mengimbangi adanya kenaikan tarif di KRL.

Sejauh ini, rencana kenaikan tarif Transjakarta belum bisa diumumkan oleh Dishub DKI Jakarta. Namun demikian pada 2007 tarif transportasi tersebut sebesar Rp3.500 sampai saat ini.

 “Melihat dari tarif eksisting sebesar Rp3.500 sejak 2007 tidak naik, sementara sisi lain tarif moda angkutan seperti KRL naik ya tarifnya,” jelasnya.  Di sisi lain, PT Trasnportasi Jakarta (Transjakarta) akan memulai proses pengadaan 120 unit bus listrik yang ditargetkan beroperasi akhir 2023.

Profil Bus Transjakarta

Transjakarta Operasikan 9 Halte BRT yang Terintegrasi LRT Jabodebek TransJakarta Alihkan Sejumlah Rute Imbas Demo di Patung Kuda Hari Ini Direktur Operasi dan Keselamatan Transjakarta Yoga Adiwinarto mengatakan, dalam waktu 1-2 bulan ke depan Transjakarta akan memulai proses pengadaan 120 unit bus listrik, sehingga target 220 unit bus listrik tahun ini diharapkan tercapai. “120 unit bus listrik ini belum ada kontraknya, saat ini Transjakarta masih dalam tahap persiapan proses pengadaan.

Pengadaan bus listrik merupakan bagian dari program Transjakarta untuk menggantikan bus yang sudah berakhir masa pakainya, dan juga untuk menambah unit-unit bus baru seiring dengan perkembangan mobilitas yang ada di Jakarta. “Kami perlu banyak untuk menambah rute, membuka rute-rute baru, terus juga menambah frekuensi bus, di mana semuanya itu membutuhkan tambahan armada.

Sebagai informasi, Transjakarta merencanakan pada 2030 semua armada Transjakarta sudah menggunakan bahan bakar listrik. Namun untuk mencapai target ini Transjakarta melakukannya secara bertahap, yang dimulai dari bus-bus ukuran besar, yang sudah dilakukan sejak 2022.

Ide pembangunan proyek Bus Rapid Transit di Jakarta muncul sekitar tahun 2001. Pada saat itu, Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mengusulkan empat moda transportasi massal di Jakarta, yakni:

  • Mass-rapid transit (MRT). Pembangunan fase 1 dari jalur pertamanya dimulai pada akhir tahun 2013 dan beroperasi pada Maret 2019, dan saat ini sedang dilanjutkan pembangunannya di fase 2.
  • Monorel. Pembangunannya dimulai pada tahun 2004 namun tidak lama kemudian dihentikan pembangunannya. Proyek monorel sempat ingin dilanjutkan pada tahun 2013, namun proyek tersebut dibatalkan permanen dua tahun kemudian.
  • Bus Rapid Transit (BRT)
  • Transportasi air (Waterway)

MRT memiliki daya angkut penumpang yang sangat besar dan memiliki waktu tempuh yang singkat dibanding tiga moda transportasi lainnya yang diusul, namun pembangunanya membutuhkan investasi asing yang besar. Saat itu, Indonesia kehilangan kepercayaan investor karena kekhawatiran para investor mengenai kondisi sosial Indonesia pada awal 2000-an yang dinilai belum stabil, sehingga pembangunan MRT belum bisa direalisasi. Dari keempat moda transportasi yang diusulkan tersebut, bus rapid transit dinilai paling memungkinkan untuk direalisasi dengan cepat karena pembagunannya tidak memerlukan investasi asing.

Sebuah institut yang bernama Institute for Transportation & Development Policy (ITDP) menjadi pihak penting yang mengiringi proses perencanaan proyek ini. Konsep awal dibuat oleh PT Pamintori Cipta, sebuah konsultan transportasi yang sudah sering bekerjasama dengan Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Selain pihak swasta, terdapat beberapa pihak lain yang juga mendukung keberhasilan dari proyek ini, di antaranya adalah Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) dan The University of Indonesia’s Center for Transportation Studies (UI–CTS).

Transjakarta memulai operasinya pada tanggal 15 Januari 2004, ditandai dengan peresmian Koridor, dengan tujuan memberikan jasa angkutan yang lebih cepat, nyaman, dan terjangkau bagi warga Jakarta. Sejak awal pengoperasian Transjakarta, harga tiket ditetapkan untuk disubsidi oleh pemerintah daerah. Dalam rangka sosialisasi dan pengenalan angkutan massal ini kepada masyarakat, pada 2 minggu pertama pengoperasiannya (15–30 Januari 2004) pengguna Transjakarta tidak dikenakan tarif. Mulai tanggal 1 Februari 2004, tarif Transjakarta mulai diberlakukan seharga Rp2000. Pada tahun 2012, Dinas Perhubungan DKI Jakarta memutuskan untuk menaikkan tarif Transjakarta seharga Rp3500.

Beberapa pengembangan pasca-peresmian Koridor 1 terus dilakukan, antara lain lowongan sopir bus yang terbuka bagi perempuan, perbaikan sarana-prasarana bus dan halte, pemberlakuan zona khusus perempuan,penempatan petugas di dalam bus, sterilisasi jalur Transjakarta baik dengan portal manual maupun secara otomatis,uji coba sistem contra-flow (jalur bus Transjakarta yang berlawanan arah dengan jalur umum yang bersinggungan), serta pelayanan bagi pengguna penyandang cacat dengan nama “Transjakarta Cares”.

Setelah Koridor 1 sukses dioperasikan, koridor-koridor selanjutnya mulai dibangun dan diresmikan secara bertahap:

  • Koridor 2 dan 3 diresmikan pada tangggal 15 Januari 2006.
  • Koridor 4, 5, 6, dan 7 diresmikan pada tanggal 27 Januari 2007.
  • Koridor 8 diresmikan pada tanggal 21 Februari 2009.
  • Koridor 9 dan 10 diresmikan pada tanggal 31 Desember 2010.
  • Koridor 11 diresmikan pada tanggal 28 Desember 2011.
  • Koridor 12 diresmikan pada tanggal 14 Februari 2013.
  • Koridor 13 diresmikan pada tanggal 16 Agustus 2017.

Transportasi penunjang Transjakarta terus diupayakan. Jalur bus pengumpan (feeder busway) juga dioperasikan pada tahun 2011 di tiga wilayah, yaitu SCBD, Puri Kembangan, dan Tanah Abang, namun ditutup pada bulan Desember 2012 karena operator menganggap rute-rute tersebut sepi pengguna dan menimbulkan kerugian. Saat ini, angkutan penunjang Transjakarta terdiri atas bus pengumpan yang beroperasi di dalam kota maupun di daerah perbatasan.

Demikian kami sampaikan informasi tentang Wajib Mengetahui Biaya Tarif Mobilitas Menggunakan Transjakarta, semoga bermanfaat