Pasien gagal ginjal menempuh pengobatan Hemodialisa (HD) untuk memperpanjang masa hidup.Kepala Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan (P2JK) Kemenkes, dr. Kalsum Komaryani, MPPM mengatakan ketiga pengobatan pasien gagal ginjal semuanya menelan biaya yang besar. Beruntung biaya pengobatan tersebut masih ditanggung oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Semuanya ditanggung kalau sudah jadi peserta BPJS. Kalau tarif rumah sakit yang dibebankan ke BPJS untuk CAPD sekira Rp7,5 juta itu sudah include pemasangan alat di perut,” tutur Kalsum kepada Okezone pada pemberitaan 2020.
Dokter Kalsum menjelaskan, untuk pengobatan jenis hemodialisa yang sering dilakukan oleh para penderita gagal ginjal, rumah sakit membebankan biaya Rp800 ribu untuk sekali cuci darah. Biaya akan membengkak tergantung dengan intensitas hemodialisa sesuai tingkat keparahan pasien.
Untuk transplantasi ginjal biayanya di atas Rp300 juta untuk penerima donor. Sedangkan untuk pendonor ginjal maka biayanya di bawah Rp300 juta. Ini sesuai harga untuk BPJS, tapi kalau pakai uang sendiri bisa lebih mahal,” tuntasnya.
Sementara dilansir dari laman Alodokter, biaya untuk melakukan cuci darah bervariasi, tergantung dari membran dialisis yang digunakan, serta rumah sakit yang menyelenggarakannya.
Di rumah sakit swasta di Indonesia, biaya prosedur ini bisa dimulai dari Rp800.000 hingga lebih dari Rp1.500.000 per kali cuci darah. Biaya ini belum termasuk pemeriksaan pemasangan akses cuci darah. Dianjurkan untuk mempersiapkan dana lebih guna kebutuhan tambahan, yaitu sekitar 20-30% dari biaya yang diperkirakan.
Demikian kami sampaikan informasi Biaya Cuci Darah di RS: Berapa yang Harus Anda Siapkan? semoga bermanfaat.