
Bersama ini kami sampaikan informasi Tentang Biaya Beli Gadget Second, Sebagai berikut:
Listrik prabayar (token listrik) semakin populer di Indonesia karena memberikan kontrol lebih besar atas pengeluaran listrik bulanan. Dengan sistem bayar sebelum pakai, pengguna bisa mengatur pemakaian listrik sesuai budget. Namun, berapa sebenarnya biaya listrik prabayar? Bagaimana cara menghitungnya? Simak penjelasan lengkapnya di artikel ini.
Apa Itu Listrik Prabayar?
Listrik prabayar adalah sistem pembayaran listrik di mana pelanggan membeli daya listrik terlebih dahulu dalam bentuk kwh (kilowatt-hour) sebelum digunakan. Sistem ini menggunakan meteran listrik digital yang dapat diisi ulang (top-up) via token atau voucher.
Perbedaan Listrik Prabayar vs Pascabayar
Aspek | Listrik Prabayar | Listrik Pascabayar |
---|---|---|
Pembayaran | Bayar dulu (isi ulang token) | Bayar belakang (setiap bulan) |
Meteran | Meteran digital (STS) | Meteran analog/digital biasa |
Kontrol Penggunaan | Lebih mudah pantau pemakaian | Sulit pantau real-time |
Denda | Tidak ada denda | Kena denda jika telat bayar |
Tarif Listrik Prabayar per kWh (2024)
Biaya listrik prabayar mengikuti tarif dasar listrik (TDL) yang ditetapkan PLN. Tarifnya bervariasi berdasarkan golongan daya dan subsidi pemerintah.
1. Golongan Rumah Tangga (R1)
Daya (VA) | Tarif per kWh (Non-Subsidi) | Tarif per kWh (Subsidi) |
---|---|---|
450 VA | Rp 1.352 | Rp 415 (Bersubsidi) |
900 VA | Rp 1.444 | Rp 605 (Bersubsidi) |
1.300 VA | Rp 1.444 | Rp 1.444 (Non-Subsidi) |
2.200 VA | Rp 1.699 | Rp 1.699 (Non-Subsidi) |
2. Golongan Bisnis (B1/B2) & Industri
Daya (VA) | Tarif per kWh |
---|---|
6.600 VA | Rp 1.699 |
13.200 VA | Rp 1.623 |
200.000 VA | Rp 1.462 |
(Sumber: Peraturan Menteri ESDM No. 28/2016 & Update 2024)
Cara Menghitung Biaya Listrik Prabayar
Untuk menghitung berapa biaya yang harus dibayar saat beli token:
Rumus:
Total Biaya = Jumlah kWh Dibeli × Tarif per kWh
Contoh:
- Daya 900 VA (Subsidi) beli 50 kWh
- 50 kWh × Rp 605 = Rp 30.250
- Daya 2.200 VA (Non-Subsidi) beli 100 kWh
- 100 kWh × Rp 1.699 = Rp 169.900
Keunggulan Listrik Prabayar
✅ Kontrol Pengeluaran – Bisa beli token sesuai budget.
✅ Tidak Ada Tagihan Bulanan – Tidak perlu khawatir tagihan membengkak.
✅ Tidak Kena Denda – Karena sistem bayar dulu.
✅ Pemantauan Real-Time – Bisa cek sisa kWh via meteran.
Kekurangan Listrik Prabayar
❌ Harus Rutin Isi Ulang – Jika lupa, listrik bisa mati.
❌ Tidak Ada Diskon – Tarif tetap, tidak ada potongan seperti pascabayar.
❌ Biaya Admin (Jika Beli Online) – Beberapa platform charge Rp 500–Rp 2.000 per transaksi.
Tips Menghemat Listrik Prabayar
- Ganti Perangkat Hemat Energi – Gunakan AC inverter, LED, dan kulkas low watt.
- Cabut Charger yang Tidak Dipakai – Standby power tetap konsumsi listrik.
- Manfaatkan Diskon & Cashback – Beberapa e-wallet (GoPay, OVO) sering ada promo beli token.
- Pantau Pemakaian via Aplikasi – Gunakan PLN Mobile untuk cek riwayat pemakaian.
- Beli Token dalam Jumlah Besar – Kadang lebih murah dibanding beli sedikit-sedikit.
Cara Beli Token Listrik Prabayar
- PLN Official Store (Website/App PLN)
- Minimarket (Indomaret, Alfamart)
- E-Wallet (GoPay, OVO, DANA, ShopeePay)
- Bank (Mobile banking BCA, BRI, Mandiri)
- ATM (ATM Bersama, ATM PLN)
Apa yang Terjadi Jika Token Habis?
- Meteran akan mati otomatis setelah kWh habis.
- Harus segera isi ulang untuk menyalakan kembali.
- Jika malam hari dan tidak bisa beli token, beberapa meteran memiliki fitur darurat 5–10 kWh (tergantung tipe meteran).
Kesimpulan
Listrik prabayar memberikan fleksibilitas dalam mengatur pengeluaran listrik bulanan. Dengan memahami tarif, cara hitung, dan tips menghemat, Anda bisa lebih bijak dalam menggunakan token listrik.
Demikian kami sampaikan informasi Biaya Beli Gadget Second, semoga bermanfaat.