Harga Bungkil Sawit, Pakan untuk Hewan Ternak

Bersama ini kami sampaikan Informasi Harga Bungkil Sawit, Pakan untuk Hewan Ternak, sebagai berikut:

Bagi Anda yang memelihara hewan ternak, mungkin sudah tidak asing lagi dengan bungkil sawit. Ini adalah salah satu limbah yang kerap dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena dinilai memiliki nutrisi yang tinggi untuk binatang, terutama sapi. Di pasaran, bungkil sawit telah banyak tersedia dengan harga bervariasi, yang relatif terjangkau, tergantung kemasannya.

Seperti diketahui, ketika memelihara hewan, pakan menjadi salah satu kebutuhan wajib yang tidak boleh dilupakan. Pasalnya, pakan merupakan sumber materi dan energi untuk menopang kelangsungan hidup dan pertumbuhan binatang, walau juga menjadi komponen terbesar dari biaya produksi. Tanpa pakan yang cukup, tentu hewan peliharaan Anda tidak akan tumbuh sempurna, bahkan bisa saja mati.

Kandungan dan Kelebihan Bungkil Sawit

Untung saja, saat ini sudah ada banyak bahan yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan hewan, termasuk dari limbah. Nah, salah satu limbah yang populer dijadikan pakan adalah bungkil kelapa sawit, atau kerap disebut bungkil sawit saja. Seperti namanya, bungkil sawit merupakan hasil samping pengolahan kelapa sawit yang proporsinya paling banyak dihasilkan 12 persen dari tandan buah segar.

Bungkil sawit ini dikatakan umumnya mengandung air kurang dari 10 persen dan 60 persen kadar nutrisinya berupa selulosa, lemak, protein, arabinoksilan, glukoronoxilan, dan mineral. Meski kadar protein bungkil sawit rendah, tetapi cukup baik dengan serat kasar tinggi. Dengan komposisi gizi serta produksinya yang relatif banyak, bungkil inti sawit berpotensi sebagai pakan ternak, baik untuk ternak ruminansia maupun non-ruminansia. Namun, karena bungkil inti sawit memiliki palatabilitas yang rendah, menyebabkan bahan ini kurang cocok untuk ternak monogastrik dan lebih sering diberikan kepada ruminansia, terutama sapi perah.Referensi yang lain menyebutkan, bahan kering bungkil kelapa sawit mengandung protein kasar sebanyak 16,8 persen, lemak kasar sebesar 11,9 persen, serat kasar sebesar 22,6 persen, abu sebesar 4,07 persen, BETN (bahan ekstrak tanpa nitrogen) sebesar 44,63 persen, dan TDN (total digestible nitrogen) sebesar 78 persen. Bungkil kelapa sawit ini merupakan sumber protein yang mudah terdegradasi di dalam rumen. Protein pakan yang masuk ke dalam rumen akan didegradasi oleh mikrobia rumen menjadi asam amino, lantas deaminasi menjadi NH3 dan asam a keto.

Sementara itu, dirangkum dari situs Balai Pengkajian teknologi Pertanian Aceh, bungkil inti sawit disebutkan memiliki nilai nutrisi yang tinggi dibandingkan limbah lainnya karena kandungan protein kasar sebesar 15 persen dan energi kasar sebesar 4.230 kkal per kg, sehingga dapat berperan sebagai pakan penguat atau konsentrat. Industri kelapa sawit sendiri dapat menghasilkan limbah yang berpotensi sebagai pakan ternak seperti bungkil inti sawit, serat perasan buah, tandan buah kosong, dan solid.Situs yang sama menerangkan, bungkil sawit memiliki potensi sebagai sumber gizi. Kandungan gizi dari bungkil sawit adalah protein kasar sebesar 12,63 persen sampai 17,41 persen, serat kasar sebesar 9,98 persen sampai 25,79 persen, lemak kasar sebesar 7,12 persen sampai 15,15 persen, dan energi bruto sebesar 3.217 kkal per kg sampai 3.454 kkal per kg bahan kering.

Beberapa sumber di internet juga menyebutkan bahwa bungkil sawit memiliki keunggulan nilai nutrisi dibandingkan onggok, jagung, kulit kopi, ampas sagu, kulit kacang, gaplek, rerumputan, atau bungkil rumput laut sebagai pakan ternak. Meski demikian, bahan ini juga tidak luput dari kelemahan, seperti kadar serat kasarnya yang cukup tinggi, cemaran limbah cangkang yang memengaruhi nilai nutrisi bungkil sawit. Kandungan asam amino dan daya cerna yang rendah ini sekarang sudah banyak diteliti di Indonesia dengan berbagai cara seperti pembiakan mikroorganisme dan kultur mikroba. Dengan demikian, peningkatan protein kasar dari 14 persen dapat dicapai hingga 24 persen.

Dosis Bungkil Sawit untuk Pakan Ternak

Sebagai pakan ternak, bungkil sawit dapat diberikan sebesar 30 persen dalam keseluruhan pakan ternak. Namun, menurut pendapat beberapa studi, bungkil inti sawit dapat digunakan sampai sebesar 40 persen dalam konsentrat dengan tujuan untuk penggemukan hewan ternak, yang ditambah dengan 20 persen molasses. Pakan yang hanya terdiri dari 75 persen bungkil inti sawit dan 25 persen molasses dapat diberikan untuk pakan ternak dan akan menghasilkan daya cerna sebesar 82,6 persen. Ini tidak jauh berbeda dengan daya cerna pakan konsentrat kualitas tinggi, yaitu sebesar 84,3 persen, sedangkan tanpa molasses hanya sebesar 77,8 persen.

Sementara itu, dalam pakan tambahan untuk ternak yang mengandung bungkil inti sawit sampai 55,5 persen, molasses digunakan sampai 7,50 persen dan menghasilkan pertambahan bobot hidup yang sama dengan konsentrat komersial. Berdasarkan penelitian yang menggunakan bungkil inti sawit sebanyak 30 persen ditambah molases 3,25 persen dan bahan lainnya pada ternak, hasilnya dapat menyamai bila ternak tersebut diberikan pakan konvensional.

Bungkil Sawit untuk Pakan Ikan

Selain sebagai pakan ternak sapi, bungkil sawit ternyata juga dapat dijadikan pakan ikan. Hasil penelitian yang dilakukan Institut Pertanian Bogor mengungkapkan bahwa bungkil sawit sebanyak 8 persen dalam pakan dapat menghasilkan kinerja pertumbuhan yang optimal untuk ikan lele. Selain bisa digunakan pada budidaya lele, bungkil sawit ini juga bisa diaplikasikan pada ternak ikan lainnya, misalnya budidaya ikan nila, ikan gurami, dan ikan patin.Ada minimal tiga manfaat yang bisa diperoleh jika menggunakan bungkil sawit sebagai pakan ikan, yaitu menambah variasi dan persediaan bahan baku ransum, mengurangi pencemaran lingkungan, dan menekan biaya ransum. Sayangnya, layaknya pakan sapi, bungkil sawit sebagai pakan ikan juga tidak luput dari kelemahan, seperti kandungan serat yang cukup tinggi, kualitas protein yang kurang baik, masih mengandung banyak lemak, mudah menjadi tengik, memiliki kandungan protein hanya berkisar 17 persen, kandungan lisin dan metionin yang relatif masih rendah dibandingkan sumber protein nabati lainnya, serta serat kasar yang tinggi yang kemungkinan sulit dicerna ikan.

Sayangnya, meski banyak studi yang mengatakan bungkil sawit cocok sebagai pakan ternak, tetapi pemanfaatan limbah ini dinilai belum optimal, terutama sebagai pakan ternak sapi perah. Umumnya, pabrik belum memanfaatkan bahan ini secara optimal, bahkan cenderung dibuang begitu saja. Selain itu, banyak juga yang memilih untuk menjual limbah kelapa sawit ini ke luar negeri (ekspor).Meski belum begitu banyak dimanfaatkan, tetapi tidak sulit menemukan bungkil inti sawit. Anda bisa membeli bahan ini di pasar-pasar hewan atau bahkan situs jual beli online. Jika Anda ingin memberikan bungkil sawit untuk hewan ternak Anda, harganya sebenarnya relatif terjangkau dan berikut informasi terbaru kisaran harga bungkil sawit di pasaran Tanah Air.

Harga Bungkil Sawit

Kemasan Bungkil Sawit Harga
Bungkil Sawit Artemia Salina 100 gr Rp2.200
Bungkil Sawit 1 kg Rp2.300 – Rp4.500
Bungkil Sawit Artemia Salina 250 gr Rp7.000
Bungkil Sawit Artemia Salina 500 gr Rp14.000
Bungkil Sawit Artemia Salina 1 kg Rp30.000 – Rp38.000
Bungkil Sawit 5 kg Rp72.500
Bungkil Sawit 10 kg Rp104.900 – Rp125.000
Bungkil Sawit 50 kg Rp250.000

Demikian kami sampaikan Informasi Harga Bungkil Sawit, Pakan untuk Hewan Ternak