Harga Kuda Jerman

Bersama Ini Kami Sampaikan Informasi Tentang Harga Kuda Jerman, Sebagai berikut:

Siapa yang tidak mengenal kuda? Hewan yang sering dijadikan simbol kekuatan dan kecepatan ini telah menjadi favorit banyak orang untuk berbagai tujuan. Ada yang menggemarinya untuk berolahraga, ada pula sebagai hewan peliharaan. Di pasaran sendiri, kuda sudah hadir dalam beragam jenis. Nama-nama seperti kuda Jerman, kuda Akhal Teke, kuda Arab, hingga kuda Falabella disebut-sebut punya harga yang cukup mahal.

Dikutip dari Wikipedia, kuda (atau Equus caballus atau Equus ferus caballus) adalah salah satu dari sepuluh spesies modern mamalia dari genus Equus. Hewan ini telah lama menjadi salah satu hewan peliharaan yang penting secara ekonomis dan historis, dan telah memegang peranan penting dalam pengangkutan orang dan barang selama ribuan tahun.

Kuda yang saat ini tersebar di seluruh dunia sebenarnya berasal dari binatang kecil. Beberapa ilmuwan menyebut hewan kecil ini sebagai eohippus atau dawn horse. Binatang kecil tersebut telah mengalami proses evolusi sekitar 60 juta tahun yang lalu. Pada tahun 1867, kerangka lengkap dari fosil Eohippus telah ditemukan di bentukan Tebing Eocene. Kemudian, pada tahun 1931, kerangkanya disusun kembali di Big Horn Basin, Wyoming USA oleh paleontologi dari Institut Teknologi California.

Tahapan Evolusi Kuda

  • Eohippus, berkembang pada zaman Eocene dengan tinggi 25 cm.
  • Mesohippus, perkembangannya dimulai pada zaman Oligocene yakni memiliki tinggi mencapai 60 cm dan juga memiliki tiga jari.
  • Merychippus, berkembang pada pertengahan dan akhir zaman Miocene dengan memiliki ketinggian yang sudah mencapai 100 cm dan jari tengah mulai memendek.
  • Pliohippus, berkembang pada pertengahan zaman Pleistocene sekitar 6 juta tahun yang lalu dan kini tingginya mencapai 125 cm. Kukunya juga mulai berkembang menjadi kuku satu dan seterusnya disebut Equus, yang tingginya kini sudah bervariasi serta ukuran dan bentuk kuku makin bagus.

Kini, hewan gagah ini sudah bisa Anda temui bahkan hampir sering ditemukan di tempat ataupun suatu daerah di penjuru dunia. Inilah yang menunjukkan bahwa ternak kuda begitu mudah untuk menyesuaikan diri terhadap iklim setempat. Hewan ini memulai penyebarannya dari Amerika Utara ke arah Amerika Selatan dan terus menyebar ke daerah Asia, Eropa, dan Afrika yang terjadi sekitar 1 juta tahun yang lalu pada akhir zaman es, yakni (9000 SM).

Kuda dapat ditunggangi oleh manusia dengan menggunakan sadel dan dapat pula digunakan untuk menarik sesuatu, seperti kendaraan beroda atau bajak. Dahulu kala, kuda sering dijadikan tunggangan manusia ketika bepergian dalam jarak yang sangat jauh. Saat ini, kuda tunggangan lebih sering berfungsi untuk acara-acara seremonial, rekreasi, atau bahkan patroli keamanan.

Sementara itu, untuk mereka yang doyan berolahraga, kuda bisa dipakai sebagai tunggangan untuk pacuan. Tren kuda pacuan di Indonesia sendiri kabarnya sudah ada sejak bangsa Eropa datang ke wilayah Tanah Air. PORDASI (Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia) sendiri sudah menggelar tiga cabang olahraga berkuda, yakni cabang pacuan kuda, cabang olahraga tunggang kuda, dan cabang olahraga polo.

Selain sebagai hewan tunggangan, kuda juga sering dipelihara untuk diambil dagingnya. Ternak kuda dikatakan dapat menjadi alternatif penyedia daging dan memiliki potensi yang cukup besar sebagai salah satu sumber pangan yang mempunyai kandungan protein yang tinggi. Bahkan, potensi ternak kuda secara teknis konon tidak jauh berbeda dengan sapi, dengan karkas ternak kuda mencapai 125 kg, dengan jeroan mencapai 20 persen dari karkas jika dibandingkan sapi yang mencapai angka rata-rata 156,4 kg.

Mengenai rasa, rasa daging kuda sangat khas, konon merupakan perpaduan antara daging sapi dan rusa. Seperti hewannya yang punya tubuh perkasa, serat daging kuda sangat banyak, dengan rasa daging yang cenderung manis. Daging kuda yang masih muda biasanya berwarna lebih terang dan empuk, sedangkan daging kuda yang tua memiliki aroma yang lebih harum.

Jenis Kuda

Ada banyak jenis kuda yang bisa ditemukan di berbagai penjuru dunia. Untuk ranah lokal misalnya, Anda pasti sudah cukup familiar dengan kuda Sumbawa. Ini adalah salah satu rumpun kuda lokal Indonesia yang mempunyai sebaran asli geografis di Pulau Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kuda ini memiliki ciri-ciri seperti warna tubuh dominan terang sampai gelap, bentuk tubuh kompak, hidung dan mulut relatif besar, ekor panjang dan berbulu lebat, persendian kaki baik, serta punya daya tahan penyakit yang baik.

Sementara itu, untuk produk luar, ada jenis Akhal Teke yang diklaim sebagai kuda ras tertua di dunia, Falabella yang merupakan kuda mungil yang berasal dari Argentina, Fjord yang merupakan kuda cantik yang berasal dari Norwegia, Shire yang memiliki bulu yang sangat lebat dan panjang, kuda poni dengan ukuran kecil namun punya penglihatan dan pendengaran yang tajam, Marwari yang dikenal sebagai kuda bangsa India dan punya daya tahan tubuh yang baik, Thoroughbred yang dikenal juga sebagai kuda balap karena memang digunakan dalam balapan kuda, Friesian dari Belanda yang tangguh dan energik, serta Mustang yang merupakan salah satu jenis kuda tangguh dari Amerika.

Kelebihan Kuda Jerman

Selain jenis-jenis di atas, ada pula kuda Jerman. Kerap juga disebut Black Forest Horse atau memiliki nama lain Black Forest Cold Blood atau Schwarzwalder Kaltblut, sisi menarik dari jenis ini adalah memiliki bulu yang panjang dan unik di bagian leher dan ekor. Rambut dan ekor varian ini dikatakan dapat tumbuh sepanjang 1,5 meter hingga 2 meter.

Meskipun kuda ini bernama Black Forest, tetapi bukan berarti semua ras kuda tersebut berwarna hitam. Terdapat pula warna lain seperti cokelat, cheese nut, hingga grey atau abu-abu. Kuda ini sendiri disebutkan pertama kali dikembangkan pada abad ke-14 di Jerman bagian selatan. Black Forest pun sering dijuluki Golden Retriever karena dikenal patuh dan mudah dilatih.

Di Indonesia, kuda Jerman mendadak terkenal pada tahun 2020 lalu ketika salah satu presenter kondang, Ruben Onsu, memberikan kado ulang tahun anaknya berupa kuda Jerman. Kabarnya, kuda tersebut didatangkan khusus dari Jerman, berusia 9 tahun, dan sudah memiliki akta kelahiran dan paspor. Sehingga, nama kuda tersebut tidak bisa diganti semaunya sendiri.

Harga Kuda Jerman

Lalu, berapa kisaran harga kuda Jerman tersebut? Menurut keterangan berbagai sumber, Anda perlu merogoh kocek hingga Rp5 miliar untuk membeli satu ekor kuda ini. Sebagai perbandingan, pada tahun 2014 lalu, harga kuda Jerman jenis Warmblood di Indonesia sudah menyentuh angka Rp3,4 miliar per ekor, sedangkan harga jenis polo Rp200 juta hingga Rp1 miliar per ekor.

Kemudian, pada tahun 2021, harga kuda Jerman berkisar 350 euro atau lebih Rp6 miliar per ekor. Sementara itu, untuk saat ini, harganya masih berada di kisaran Rp5 miliar sampai Rp7 miliar per ekor. Meski relatif stabil, tetapi angka itu jauh lebih tinggi daripada kuda Sumbawa yang dilepas dengan harga berkisar Rp35 juta hingga Rp50 jutaan per ekor.

Jika Anda kebetulan ingin beternak kuda, sebaiknya binatang tersebut dikembangbiakkan mulai umur tiga tahun ketika kondisinya dalam keadaan bagus. Kuda betina sebaiknya tidak boleh dikawinkan sebelum berumur dua atau tiga tahun.  Sementara, untuk anak-anak kuda betina (broodmares), disarankan untuk tidak dikembangbiakkan sampai berusia tiga tahun.

Demikian kami sampaikan informasi tentang Harga Kuda Jerman, Semoga bermanfaat.