Bersama ini kami sampaikan informasi Tentang Biaya Sewa Tinggi, Pendapatan Minim: Bagaimana Mengatasinya? Sebagai berikut:
Pedagang di Tanah Abang Blok G masih harus membayar biaya sewa bulanan yang cukup tinggi meski kondisi pasar sepi dan pemasukan sedikit. Hal ini dirasakan betul oleh Asih (57), salah satu pedagang makanan di kantin Blok G. Sejak 2019, warung kopi Asih sudah sangat sepi pengunjung. Bahkan, dia sampai harus menutup warung nasinya karena tidak ada orang makan di sana.
“Listrik per bulan Rp 120.000. Air cuci piring minimal Rp 5.000 per hari. Buat keamanan, Rp 2.000 per hari. Uang sampah, Rp 10.000 per minggu,” ujar Asih saat ditemui di kiosnya di Tanah Abang Blok G pada Senin (29/7/2024). Jika dihitung-hitung, per bulannya, Asih perlu merogoh kocek sekitar Rp 370.000. Biaya ini belum termasuk uang sewa bulanan sebesar Rp 250.000.
Setiap bulannya, lapak bumbu-bumbu dapur miilik Andi dikenakan biaya sewa Rp 500.000. Meski mampu membayar uang sewa, dia mengaku penghasilannya sehari-hari sudah turun drastis. Dulu, lapaknya ini bisa menghasilkan hingga Rp 1 juta per hari. Kini, Rp 100.000 saja sudah bagus.
Rencana revitalisasi Pasar Tanah Abang Blok G sudah lama beredar. Pada 2019, proses pembongkaran pasar sudah dilakukan. Namun, proyek ini terhenti karena pandemi yang melanda Indonesia dan dunia saat itu. Hingga kini, proyek revitalisasi pun terbengkalai sampai kios-kios di dalam ditinggalkan oleh mayoritas pedagang.
Demikian kami sampaikan informasi Biaya Sewa Tinggi, Pendapatan Minim: Bagaimana Mengatasinya? semoga bermanfaat.